Rabu, 25 Oktober 2017

Bika Ambon Teflon

Assalamu'alaykum


Apa kabar ? Sudah seminggu saya gak update blog ya. Habis, lagi kena flu nih.
Sejak Sabtu kemarin sampai hari ini masih pilek. Alhamdulillah badan sudah enteng dan kepala tidak berat lagi. Sudah lama sekali saya tidak bikin bika ambon. Mungkin 2 tahun lebih. Gegara lihat tepung tapioka yang tidak segera dihabiskan (tadinya beli tapioka buat bikin kukis lebaran lalu. Tapi emak ini kan selalu malas bikin kukis hihihi....), saya merasa gatal seketika. Akhirnya buka blog, dan melihat resep lama bika ambon. Kepincut deh untuk memodifikasi resep yang ada. Resep ini, dulu saya dapat dari tabloid. Untuk yang kesekian kalinya saya modif untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Untuk proses pembuatan, menggunakan metode telur yang dikocok pakai mixer. Saya merasa, selama ini hasil inilah yang terbaik. Artinya bisa mengeluarkan serat lebih banyak jika dibanding metode aduk aduk menggunakan sendok, whisker atau spatula saja. Pengocokan telur bertujuan untuk memasukkan udara sebanyak banyaknya ke dalam adonan. Karena yeast yang notabene adalah makhluk hidup, membutuhkan udara untuk berkembang biak, untuk membentuk alur atau serat di dalam adonan. Jadi klop dan cocok, jika menggunakan metode seperti ini (IMHO). Entah jika saya nanti memakai resep lain. Apakah hasilnya bisa sebagus ini, saya belum bisa menjawabnya.

Bika Ambon
Sumber : Bika Ambon (http://ift.tt/2i4hXMQ)
Modifikasi : Rina Audie

Note :
* Pastikan yeast masih aktif. Jika biang tidak mengembang, buang. Ganti dengan yang baru.

* Lakukan tes air pada pan yang sudah panas. Percikkan air di atasnya. Jika mendesis dan segera menguap artinya pan cukup panas dan siap dituangi adonan.

* Untuk mendapatkan bika yang cantik dan tidak gosong, saya mengalasi teflon menggunakan kaleng bekas. Jika tidak, pasti gosong meski sudah menggunakan api super kecil. Ini artinya kompor saya masih terlalu panas. Kenali kompor masing masing untuk menghindari hangus.

Bahan :
200 ml santan sedang
5 lbr daun jeruk purut, buang tulang daunnya
1/4 sdt garam halus
1/8 sdt kunyit bubuk atau pewarna kuning
125 gr tepung tapioka kualitas baik (saya pake merk Pak Tani )
2 butir telur ayam
125 gr gula pasir
50 ml minyak goreng

Bahan biang :
40 gr tepung terigu protein sedang
6 gr yeast/ragi instant
1 sdm gula pasir
50 ml air hangat

Cara membuat :
1. Rebus santan, daun jeruk dan garam sampai mendidih sambil diaduk aduk supaya tidak pecah. Biarkan hangat. Ukur sebanyak 175 ml.

2. Biang : campur terigu, ragi instant, gula pasir dan air hangat, aduk rata dan diamkan selama 30 menit sampai mengembang. Sisihkan.

3. Dalam sebuah wadah kocok gula dan telur, menggunakan electric mixer sampai kental. Masukkan tapioka, kunyit bubuk dan biang ke dalamnya, kocok rata.

4. Masukkan santan dan minyak goreng, kocok sampai merata. Lanjutkan mengocok dengan speed rendah selama 10 menit. Adonan akhir yang terbentuk cair/encer ya. Fermentasikan selama 2 jam. Selama fermentasi akan terlihat gelembung dan buih di permukaan adonan.

5. Ambil teflon pan (wajan datar anti lengket) diameter 22cm. Panaskan di atas api kecil selama 30 menit.

6. Ambil adonan, tuang ke dalam pan panas. Akan terdengar bunyi mendesis ceesss.....begitu adonan dituang. Panggang menggunakan api kecil tanpa tutup. Biarkan adonan berlubang-lubang selama +/- 40 menit.

7. Setelah permukaan kue agak mengering atau 90% matang, tutup menggunakan tutup panci dan lanjutkan memanggang +/- 10 menit sampai permukaannya kering. Angkat dari api dan biarkan hangat. Keluarkan dari pan. Setelah dingin, potong dan sajikan.




EmoticonEmoticon